Sabtu, 11 Maret 2017

MEMPERBAIKI KEMEROSOTAN UMAT

MEMPERBAIKI KEMEROSOTAN UMAT
Lebih dari 13 abad yang lalu, ketika manusia berada dalam dasar jurang kejahilan, kekufuran, dan kegelapan, ketika manusia sudah tidak lagi memiliki cahaya yang menerangi jalan hidupnya, juga tidak lagi memiliki petunjuk kemana ia harus melangkah, ketika manusia tengah diambang kebingungan, penderitaan, dan haus akan cahaya perubahan, maka dari balik pegunungan Mekah al Mukarramah memancarlah nur Hidayah yang menembus segala timur ,barat, utara dan selatan hingga menyinari seluruh penjuru dunia. Dialah Nabiyyuna al Karim Muhammad Ibn Abdillah Sallahu Alaihi wa Sallam yang memberi cahaya Ilahi yang menerangi jalan manusia yang tengah suram dan gelam, membukakan hati manusia yang tengah buta dan membawa petunjuk yang membawa manusia ke jalan Ilahi. Hanya dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dalam kurun waktu 23 tahun, Rasulullah SAW telah berhasil membawa manusia ke puncak kemajuan yang belum pernah dicapai oleh umat manusia sebelumnya. Rasulullah SAW telah berhasil membawa peradaban manusia pada puncaknya. Ditangan kaum muslimin, cahaya hidayah memancar ke seluruh penjuru dunia, kekuatan dan kehebatan yang berpadu dengan keimanan menjadikan umat Islam selalu berjalan di puncak kemajuan dan seluruh dunia berada di bawah kekuasaan umat Islam. Tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menandingi kekuatan umat Islam.
Namun, itu hanyalah sebuah kisah masa lalu yang hanya bisa kita bangga banggakan, yang hanya bisa kita elu elukan ditengah kaum yang kembali buta, kembali tuli dan kembali lumpuh. Umat  Islam pada saat ini  berada pada kemiskinan yang papa, derajat yang rendah, kebodohan yang merajalela. Tak ada lagi kekuatan, kehebatan, kekayaan dan kewibawaan yang kita miliki. Umat Islam telah jatuh terperosok ke dalam jurang kelemahan yang paling dalam. Tiidak ada lagi kedamaian, ketenangan, persaudaraan, kasih sayang ditengah tengah masyarakat kita. Umat Islam kebanyakan telah meninggalkan tiang agamanya, membiarkan al Qur’an menjadi sekadar tulisan yang tidak pernah dibaca, sunnah Nabi dianggapnya sebagai adat kuno yang tidak lagi relevan dengan zaman modern. Tidak ada lagi amar ma’ruf nahi munkar diantara sesama umat islam, semuany sibuk dan tenggelam dalam dunianya masing masing, dunia yang hanya membawa mereka kedalam penderitaan dan kerugian yang hakiki. Hanya sebagian kecil orang yang masih mengerjakan shalat dan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka itulah orang orang yang selamat dari fitnah dunia. Firman Allah Swt :
ÎŽóÇyèø9$#urÇÊȨbÎ)z`»|¡SM}$#Å"s9AŽô£äzÇËÈžwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJtãurÏM»ysÎ=»¢Á9$#(#öq|¹#uqs?urÈd,ysø9$$Î/(#öq|¹#uqs?urÎŽö9¢Á9$$Î/ÇÌÈ
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Para pendahulu kita telah sampai pada puncak kemuliaan, sedangkat kita berada pada pencak kehinaan.
Renungkanlah sabda Baginda Rasulullah SAW yang berbunyi:
سيأتي على الناس زمان لا يبقى من الإسلام اسمه ولا من القرآن إلا اسمه
 Yang  artinya: “akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana Islam hanya tinggal namanya saja, dan al Qur’an hanya tinggal tulisannya saja.” (Dari kitab Misykat)
Maka yang patut kita renungkan adalah apa yang menjadi penyebab kita berada pada kondisi seperti ini dan apa solusinya?
Rasulullah bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا عظمت أمتي الدنيا نزعت منها هيبة الإسلام وإذا تركت الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر حرمت بركة الوحي وإذا تسابت أمتي سقطت من عين الله (كذا في الدر عن الحكيم الترمذي)
“Dari Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, ‘jika umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan keluar dari hatinya kehebatan Islam. Jika mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan jika umatku sudah saling mencaci, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt.” (HR. Hakim, Tirmidzi, dari kitab Durrul Mantsur)
Dari hadits di atas dapat kita simpulkan sebab kemerosotan umat:
1.      Mengagungkan dunia
2.      Meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar
3.      Saling mencaci
Sebab yang pertama dari kemerosotan umat adalah mengagungkan dunia. Dapat kita lihat sekarang semua orang berlomba lomba mengejar dunia. Mereka bekerja, bekerja dan terus bekerja untuk mendapatkan kesenangan duniawi yang tidak kekal, yang malah menjerumuskan mereka ke dalam penyesalan yang abadi. Mereka berlomba lomba untuk membeli rumah yang megah, membeli mobil yang mewah, membeli perhiasan yang mahal, padahal apa yang mereka lombakan itu tidak berarti apa apa. Rumah megah yang mereka tempati itu hanyalah menjadi sebuah bangunan tanpa pondasi yang bisa roboh ditimpa angin atau gempa dengan seizin-Nya. Mobil mewah yang mereka tumpangi tidak dapat melarikan mereka dari maut yang mengejar mereka. Dan perhiasan mahal yang mereka pamerkan pun tidak akan menjadi bekal apa apa ketika jasad mereka telah dikuburkan. Padahal, untuk mendapatka itu semua, mereka rela melakukan cara apapun untuk mendapatkannya. Keimanan tidaklah menjadi pusat kontrol yang mengendalikan hawa nafsu mereka. Mereka disibukkan oleh dunia yang mereka tinggali hanya beberapa saat sehingga tidak sedikitpun memikirkan akhirat yang akan mereka tinggali selamanya. Sholat yang hanya lima menit bagi mereka sungguh berat ketimbang bekerja sepuluh jam. Mempelajari al Qur’an bagi mereka sungguh sulit ketimbang mempelajari bahasa Perancis, Inggris, Mandarin dan lain sebagainya. Maka apalah agama mereka jika Tuhan saja mereka lupakan ? pantaskah mereka disebut muslim jika kitab sucinya pun mereka abaikan ?
Maka yang pertama yang harus kita lakukan untuk memperbaiki umat, dikutip dari kitab fadhail amal karya syaikh hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Khandalawi adalah hendaknya setiap muslim mengubah maksud hidupnya dari maksud maksud keduniaan menjadi li i’l-i kalimatillah dan menyebarkan agama Islam, serta menjadikan kehidupannya semata mata untuk taat kepada Allah swt serta  berjanji dengan sungguh sungguh akan menaati seluruh hukum hukum Allah dan berusaha keras mengamalkannya tanpa mendurhakai-Nya sedikitpun..
Untuk menyempurnakan maksud itu, hendaknya kita selalu menjaga tertib amalan amalan berikut secara istiqomah
1.    Mengucapkan kalimah لاإله إلا الله  dengan lafadz yang betul, memahami makna dan maksunya, berusaha menanamkannya ke dalam hati, dan berusaha membangun seluruh kehidupan kita sesuai dengan kalimah tersebut.
2.    Berdisiplin dalam shalat dengan menjaga adab dan syarat rukunnya, dan menunaikannya dengan khusyu’ dan khudhu’.
3.    Senantiasa membaca al Qur’an dan berusaha mewujudkan cinta terhadap al Qur’an pada diri kita.
4.    Menyisihkan waktu untuk mengingat Allah, yaitu dengan berdzikir dan tafakkur.

5.    Menanamkan dalam hati bahwa muslim adalah saudara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar