Lebih
dari 13 abad yang lalu, ketika manusia berada dalam dasar jurang kejahilan,
kekufuran, dan kegelapan, ketika manusia sudah tidak lagi memiliki cahaya yang
menerangi jalan hidupnya, juga tidak lagi memiliki petunjuk kemana ia harus
melangkah, ketika manusia tengah diambang kebingungan, penderitaan, dan haus
akan cahaya perubahan, maka dari balik pegunungan Mekah al Mukarramah
memancarlah nur Hidayah yang menembus segala timur ,barat, utara dan selatan
hingga menyinari seluruh penjuru dunia. Dialah Nabiyyuna al Karim Muhammad Ibn
Abdillah Sallahu Alaihi wa Sallam yang memberi cahaya Ilahi yang menerangi
jalan manusia yang tengah suram dan gelam, membukakan hati manusia yang tengah
buta dan membawa petunjuk yang membawa manusia ke jalan Ilahi. Hanya dalam
waktu yang sangat singkat, yaitu dalam kurun waktu 23 tahun, Rasulullah SAW
telah berhasil membawa manusia ke puncak kemajuan yang belum pernah dicapai
oleh umat manusia sebelumnya. Rasulullah SAW telah berhasil membawa peradaban
manusia pada puncaknya. Ditangan kaum muslimin, cahaya hidayah memancar ke
seluruh penjuru dunia, kekuatan dan kehebatan yang berpadu dengan keimanan menjadikan
umat Islam selalu berjalan di puncak kemajuan dan seluruh dunia berada di bawah
kekuasaan umat Islam. Tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menandingi
kekuatan umat Islam.
Namun,
itu hanyalah sebuah kisah masa lalu yang hanya bisa kita bangga banggakan, yang
hanya bisa kita elu elukan ditengah kaum yang kembali buta, kembali tuli dan
kembali lumpuh. Umat Islam pada saat
ini berada pada kemiskinan yang papa,
derajat yang rendah, kebodohan yang merajalela. Tak ada lagi kekuatan,
kehebatan, kekayaan dan kewibawaan yang kita miliki. Umat Islam telah jatuh terperosok
ke dalam jurang kelemahan yang paling dalam. Tiidak ada lagi kedamaian,
ketenangan, persaudaraan, kasih sayang ditengah tengah masyarakat kita. Umat
Islam kebanyakan telah meninggalkan tiang agamanya, membiarkan al Qur’an
menjadi sekadar tulisan yang tidak pernah dibaca, sunnah Nabi dianggapnya
sebagai adat kuno yang tidak lagi relevan dengan zaman modern. Tidak ada lagi
amar ma’ruf nahi munkar diantara sesama umat islam, semuany sibuk dan tenggelam
dalam dunianya masing masing, dunia yang hanya membawa mereka kedalam penderitaan
dan kerugian yang hakiki. Hanya sebagian kecil orang yang masih mengerjakan
shalat dan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka itulah
orang orang yang selamat dari fitnah dunia. Firman Allah Swt :
ÎóÇyèø9$#urÇÊȨbÎ)z`»|¡SM}$#Å"s9Aô£äzÇËÈwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJtãurÏM»ysÎ=»¢Á9$#(#öq|¹#uqs?urÈd,ysø9$$Î/(#öq|¹#uqs?urÎö9¢Á9$$Î/ÇÌÈ
1. demi
masa.
2.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Para
pendahulu kita telah sampai pada puncak kemuliaan, sedangkat kita berada pada
pencak kehinaan.
Renungkanlah
sabda Baginda Rasulullah SAW yang berbunyi:
سيأتي على الناس زمان لا يبقى من
الإسلام اسمه ولا من القرآن إلا اسمه
Yang
artinya: “akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana Islam hanya
tinggal namanya saja, dan al Qur’an hanya tinggal tulisannya saja.” (Dari kitab
Misykat)
Maka
yang patut kita renungkan adalah apa yang menjadi penyebab kita berada pada
kondisi seperti ini dan apa solusinya?
Rasulullah
bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا عظمت أمتي الدنيا نزعت منها هيبة الإسلام وإذا
تركت الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر حرمت بركة الوحي وإذا تسابت أمتي سقطت من
عين الله (كذا في الدر عن الحكيم الترمذي)
“Dari Sayyidina Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, ia berkata, Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
bersabda, ‘jika umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan keluar dari hatinya
kehebatan Islam. Jika mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka
akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan jika umatku sudah saling mencaci,
maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt.” (HR. Hakim, Tirmidzi, dari
kitab Durrul Mantsur)
Dari
hadits di atas dapat kita simpulkan sebab kemerosotan umat:
1.
Mengagungkan dunia
2.
Meninggalkan amar ma’ruf
nahi munkar
3.
Saling mencaci
Sebab
yang pertama dari kemerosotan umat adalah mengagungkan dunia. Dapat kita lihat
sekarang semua orang berlomba lomba mengejar dunia. Mereka bekerja, bekerja dan
terus bekerja untuk mendapatkan kesenangan duniawi yang tidak kekal, yang malah
menjerumuskan mereka ke dalam penyesalan yang abadi. Mereka berlomba lomba
untuk membeli rumah yang megah, membeli mobil yang mewah, membeli perhiasan
yang mahal, padahal apa yang mereka lombakan itu tidak berarti apa apa. Rumah megah
yang mereka tempati itu hanyalah menjadi sebuah bangunan tanpa pondasi yang
bisa roboh ditimpa angin atau gempa dengan seizin-Nya. Mobil mewah yang mereka
tumpangi tidak dapat melarikan mereka dari maut yang mengejar mereka. Dan
perhiasan mahal yang mereka pamerkan pun tidak akan menjadi bekal apa apa ketika
jasad mereka telah dikuburkan. Padahal, untuk mendapatka itu semua, mereka rela
melakukan cara apapun untuk mendapatkannya. Keimanan tidaklah menjadi pusat
kontrol yang mengendalikan hawa nafsu mereka. Mereka disibukkan oleh dunia yang
mereka tinggali hanya beberapa saat sehingga tidak sedikitpun memikirkan
akhirat yang akan mereka tinggali selamanya. Sholat yang hanya lima menit bagi
mereka sungguh berat ketimbang bekerja sepuluh jam. Mempelajari al Qur’an bagi
mereka sungguh sulit ketimbang mempelajari bahasa Perancis, Inggris, Mandarin
dan lain sebagainya. Maka apalah agama mereka jika Tuhan saja mereka lupakan ?
pantaskah mereka disebut muslim jika kitab sucinya pun mereka abaikan ?
Maka
yang pertama yang harus kita lakukan untuk memperbaiki umat, dikutip dari kitab
fadhail amal karya syaikh hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Khandalawi
adalah hendaknya setiap muslim mengubah maksud hidupnya dari maksud maksud
keduniaan menjadi li i’l-i kalimatillah dan menyebarkan agama Islam, serta
menjadikan kehidupannya semata mata untuk taat kepada Allah swt serta berjanji dengan sungguh sungguh akan menaati
seluruh hukum hukum Allah dan berusaha keras mengamalkannya tanpa
mendurhakai-Nya sedikitpun..
Untuk
menyempurnakan maksud itu, hendaknya kita selalu menjaga tertib amalan amalan
berikut secara istiqomah
1. Mengucapkan
kalimah لاإله إلا الله dengan lafadz yang betul,
memahami makna dan maksunya, berusaha menanamkannya ke dalam hati, dan berusaha
membangun seluruh kehidupan kita sesuai dengan kalimah tersebut.
2. Berdisiplin
dalam shalat dengan menjaga adab dan syarat rukunnya, dan menunaikannya dengan
khusyu’ dan khudhu’.
3. Senantiasa
membaca al Qur’an dan berusaha mewujudkan cinta terhadap al Qur’an pada diri
kita.
4. Menyisihkan
waktu untuk mengingat Allah, yaitu dengan berdzikir dan tafakkur.
5. Menanamkan
dalam hati bahwa muslim adalah saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar